Mitos Tentang Glaukoma Yang Perlu Diluruskan

Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel.

No Mitos Fakta
1 Glaukoma hanya menyerang orang tua Bisa juga pada usia muda, terutama yang berisiko tinggi
2 Gejalanya pasti jelas seperti mata kabur Seringkali tanpa gejala sampai stadium lanjut
3 Glaukoma pasti menyebabkan kebutaan total Dapat dikendalikan jika terdeteksi dini
4 Pengobatan tradisional bisa menyembuhkan glaukoma Pengobatan medis adalah satu-satunya cara yang telah terbukti
5 Tekanan mata normal berarti bebas glaukoma Ada kok yang kena glaukoma padahal tekanannya normal

Resiko Tinggi Terkena Glaukoma

Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang merusak saraf optik (yang menghubungkan mata ke otak), seringkali disebabkan oleh tekanan cairan yang tinggi di dalam mata. Kerusakan ini biasanya permanen dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.

Berikut adalah penjelasan mengenai orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena glaukoma:

1. Usia yang Lebih Tua

Risiko glaukoma meningkat signifikan seiring bertambahnya usia. Orang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko yang jauh lebih tinggi. Risiko ini terus meningkat setiap dekade setelahnya. Glaukoma sudut terbuka (tipe paling umum) sangat terkait dengan penuaan.

2. Faktor Genetik

Memiliki keluarga orang tua, saudara kandung yang menderita glaukoma meningkatkan risiko Anda hingga 4-9 kali lipat. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan genetik terhadap penyakit ini. Jika ada riwayat dalam keluarga, pemeriksaan mata rutin menjadi hal yang penting.

3. Tekanan Intraokular Yang Tinggi

Ini adalah faktor risiko terpenting dan paling umum yang dapat diobati. Meskipun tidak semua orang dengan TIO tinggi akan berkembang menjadi glaukoma (disebut ocular hypertension), dan beberapa orang dengan TIO normal tetap bisa terkena glaukoma (normal-tension glaucoma), tekanan mata yang tinggi tetap menjadi hal yang perlu diperhatikan.

4. Etnis atau Ras Tertentu

Beberapa kelompok etnis memiliki resiko lebih tinggi terhadap jenis glaukoma tertentu. Orang Asia lebih berisiko terhadap glaukoma sudut tertutup (angle-closure glaucoma).

5. Kondisi Medis Tertentu

  • Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk terkena glaukoma.
  • Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dan Penyakit Jantung: Kondisi ini dapat mempengaruhi aliran darah ke saraf optik.
  • Miopia tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko glaukoma sudut terbuka.
  • Hipermetropia tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko glaukoma sudut tertutup karena struktur anatomi matanya.
  • Penyakit Autoimun: Seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan scleroderma.

6. Riwayat Cedera atau Operasi Mata

Cedera Mata Traumatis: Pukulan keras pada mata dapat merusak sistem drainase mata, menyebabkan tekanan meningkat bertahun-tahun kemudian (disebut traumatic glaucoma).

Operasi Mata Tertentu: Operasi mata yang kompleks terkadang dapat meningkatkan risiko glaukoma di kemudian hari.

7. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu dalam Jangka Panjang

Kortikosteroid (Steroid): Penggunaan jangka panjang obat steroid, terutama tetes mata steroid, sangat berisiko meningkatkan tekanan mata. Penggunaan steroid oral, inhaler, atau krim kulit juga dapat mempengaruhi, meski risikonya lebih kecil.

8. Anatomi Mata yang Khusus

Kornea yang Tipis: Ketebalan kornea sentral (bagian depan mata yang jernih) mempengaruhi keakuratan pengukuran tekanan mata. Kornea yang tipis adalah faktor risiko independen untuk perkembangan glaukoma.

Sudut Drainase yang Sempit: Mata dengan sudut drainase yang secara alami sempit lebih rentan terhadap serangan glaukoma sudut tertutup akut, yang merupakan keadaan darurat medis.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Berisiko Tinggi?

Pemeriksaan Mata Rutin dan Komprehensif: Ini adalah langkah paling penting. Jangan berharap banyak dari pemeriksaan penglihatan biasa untuk kacamata.

Lakukan pemeriksaan setiap 1-2 tahun sekali.

Jika berisiko tinggi, mungkin diperlukan pemeriksaan lebih sering, misalnya setiap 6 bulan atau 1 tahun.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

  • Pengukuran tekanan mata (tonometri).
  • Pemeriksaan saraf optik (oftalmoskopi).
  • Tes lapang pandang (perimetri) untuk memeriksa adanya kehilangan penglihatan samping.
  • Pengukuran ketebalan kornea (pachymetry).
  • Pemeriksaan sudut drainase (gonioskopi).

Kesimpulan

Glaukoma sering disebut “pencuri penglihatan” karena gejalanya tidak terasa sampai kerusakan permanen dan signifikan telah terjadi. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin adalah satu-satunya cara untuk menemukan glaukoma sebelum kerusakan serius terjadi. Pengobatan (dengan tetes mata, laser, atau operasi) dapat memperlambat atau menghentikan progres penyakit, tetapi tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang.

Apakah Glaukoma Bisa Disembuhkan?

Glukoma tidak bisa disembuhkan secara total, tetapi bisa dikendalikan dengan sangat baik untuk mencegah kebutaan.

Mengapa Glaukoma Tidak Bisa Disembuhkan?

Glaukoma sering disebut sebagai “pencuri penglihatan diam-diam” karena merusak saraf optik secara perlahan dan permanen. Saraf optik seperti kabel yang membawa gambar dari mata ke otak. Kerusakan yang telah terjadi pada serabut saraf ini tidak dapat dipulihkan. Inilah alasan utama mengapa glaukoma dianggap tidak dapat disembuhkan.

Tujuan Pengobatan Adalah Mengendalikan, Bukan Menyembuhkan

Karena kerusakan tidak bisa diperbaiki, tujuan utama dari semua perawatan glaukoma adalah menurunkan dan mengendalikan tekanan intraokular (TIO) ke level yang aman untuk mata Anda. Ini adalah faktor risiko utama yang bisa dikendalikan.

Ke dua menghentikan atau memperlambat laju kerusakan saraf optik.

Ke tiga mencegah kerusakan lebih lanjut dan mempertahankan fungsi penglihatan yang masih ada.

Terakhir, encegah kebutaan.

Dengan pengendalian yang baik, sebagian besar penderita glaukoma dapat mempertahankan penglihatannya seumur hidup dan menjalani hidup yang normal.

Pilihan Penanganan untuk Mengendalikan Glaukoma

Ada beberapa cara untuk mengendalikan tekanan bola mata:

Obat Tetes Mata: Ini adalah lini pertama pengobatan. Fungsinya untuk mengurangi produksi cairan mata atau meningkatkan aliran keluarnya. Penggunaan obat tetes harus rutin dan teratur sesuai anjuran dokter, seumur hidup.

Terapi Laser Trabekuloplasti: Untuk glaukoma sudut terbuka. Laser digunakan untuk membuka saluran drainase yang tersumbat.

Terapi Laser Iridotomi: Untuk glaukoma sudut tertutup. Laser membuat lubang kecil di iris untuk melancarkan aliran cairan.

Pembedahan (Operasi) Trabekulektomi: Dokter bedah membuat saluran drainase baru untuk mengalirkan cairan mata.

Pembedahan (Operasi) Pemasangan Implant (Tube Shunt): Alat kecil dipasang untuk membantu mengalirkan cairan.

Terapi laser dan operasi bertujuan untuk menciptakan jalur baru agar cairan mata bisa mengalir, sehingga tekanan mata turun.

Hal Penting yang Perlu Diingat adalah: diagnosis Dini adalah Kunci. Semakin dini glaukoma terdeteksi, semakin sedikit kerusakan yang terjadi, dan semakin besar peluang untuk mempertahankan penglihatan.

Pengobatan Bersifat Seumur Hidup. Glaukoma adalah kondisi kronis, seperti hipertensi atau diabetes. Pengobatan harus terus dilakukan meskipun tidak ada gejala.

Pemeriksaan Rutin Wajib Dilakukan. Dokter akan memantau tekanan mata, kondisi saraf optik, dan lapang pandang Anda secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan.

Kerusakan yang sudah terjadi tidak bisa dikembalikan. Penglihatan yang sudah hilang akibat glaukoma tidak dapat dipulihkan.

Kesimpulan

Glaukoma tidak bisa disembuhkan dalam artian kerusakan saraf optiknya tidak bisa dipulihkan. Namun, glaukoma sangat bisa dikendalikan dan dikelola. Dengan diagnosis dini, pengobatan yang tepat, disiplin dalam perawatan, dan pemeriksaan rutin, penderita glaukoma memiliki peluang sangat besar untuk mencegah kebutaan dan mempertahankan kualitas hidupnya.

Apakah Glaukoma Menular?

Tidak, glaukoma sama sekali tidak menular.

Glaukoma tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung, udara, darah, atau cara penularan penyakit menular lainnya.

Penjelasan Singkat:

Glaukoma adalah penyakit kerusakan saraf optik mata, yang biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam bola mata (tekanan intraokular). Saraf optik ini berfungsi seperti kabel listrik yang mengirim gambar dari mata ke otak. Kerusakan pada saraf ini bersifat permanen dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.

Mengapa Glaukoma Tidak Menular?

Glaukoma digolongkan sebagai penyakit degeneratif atau kondisi medis kronis, bukan penyakit infeksi. Penyebabnya antara lain:

Faktor Genetik/Keturunan: Memiliki keluarga dekat (seperti orang tua atau saudara kandung) dengan glaukoma meningkatkan risiko Anda.

Usia: Risiko glaukoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama di atas 60 tahun.

Kondisi Medis Tertentu: Seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan miopia (rabun jauh) yang parah.

Cedera pada Mata: Trauma atau operasi mata sebelumnya dapat memicu glaukoma.

Penggunaan Obat-Obatan Tertentu: Misalnya, penggunaan steroid jangka panjang.

Perbedaan dengan Penyakit Mata Menular

Sebagai perbandingan, penyakit mata yang menular adalah yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, seperti:

Konjungtivitis (mata merah) yang infeksius
Trachoma

Penyakit-penyakit ini bisa menyebar melalui kontak dengan cairan mata atau benda yang terkontaminasi.

Kesimpulan

Jadi, Anda tidak perlu khawatir tertular glaukoma dari penderitanya. Namun, karena faktor keturunan berperan penting, jika Anda memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin ke dokter spesialis mata untuk deteksi dini.

Apakah Glaukoma Penyakit Keturunan?

Ya, glaukoma memang memiliki komponen keturunan yang kuat. Memiliki riwayat keluarga dengan glukoma merupakan salah satu faktor risiko terbesar untuk mengembangkan penyakit ini.

Glaukoma sering disebut “pencuri penglihatan” karena gejalanya biasanya tidak terasa sampai kerusakan permanen telah terjadi. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin adalah satu-satunya cara untuk melindungi penglihatan Anda dari kerusakan glaukoma yang tidak dapat disembuhkan.

1. Peran Keturunan dalam Glaukoma

Risiko yang Meningkat: Jika Anda memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung) yang menderita glaukoma, risiko Anda untuk mengembangkan penyakit ini meningkat 4 hingga 9 kali lipat dibandingkan orang tanpa riwayat keluarga.

Pola Penurunan: Kecenderungan untuk terkena glaukoma dapat diturunkan dalam keluarga. Ini sering kali terkait dengan ciri-ciri anatomi mata yang diwariskan, seperti bentuk sudut drainase mata yang sempit atau saraf optik yang lebih rentan terhadap kerusakan, bahkan pada tekanan mata yang normal.

Gen Tertentu: Penelitian telah mengidentifikasi beberapa gen yang terkait dengan berbagai jenis glaukoma, khususnya glaukoma sudut terbuka primer (POAG) yang merupakan jenis paling umum, dan glaukoma kongenital (bawaan lahir).

2. Jenis Glaukoma yang Paling Terkait dengan Keturunan

Glaukoma Sudut Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma): Jenis ini paling sering dikaitkan dengan riwayat keluarga.

Glaukoma Kongenital: Jenis ini terjadi pada bayi dan anak-anak dan sangat sering disebabkan oleh faktor genetik.

Glaukoma Sudut Tertutup: Anatomi mata yang membuat seseorang rentan terhadap glaukoma sudut tertutup (seperti mata yang hiperopi atau lebih kecil) juga dapat diturunkan dalam keluarga.

3. Faktor Risiko Lainnya yang Penting

Penting untuk diingat bahwa keturunan bukanlah satu-satunya faktor. Glaukoma adalah penyakit kompleks yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan faktor risiko lainnya, seperti:

  • Usia (risiko meningkat di atas 60 tahun)
  • Tekanan Intraokular (TIO) yang tinggi
  • Riwayat medis tertentu (seperti diabetes, hipertensi, migrain)
  • Kondisi mata lainnya (miopia atau hiperopia tinggi, cedera mata sebelumnya)
  • Etnis tertentu (misalnya, keturunan Afrika memiliki risiko lebih tinggi untuk POAG yang lebih agresif, dan keturunan Asia lebih berisiko untuk glaukoma sudut tertutup)
  • Penggunaan steroid jangka panjang

Kesimpulan dan Rekomendasi Penting

Karena glaukoma adalah penyakit keturunan, mengetahui riwayat keluarga sangat krusial.

Jika Anda memiliki orang tua atau saudara kandung yang didiagnosis glaukoma, Anda harus:

  • Memberi tahu dokter mata Anda tentang riwayat keluarga tersebut.
  • Melakukan pemeriksaan mata yang komprehensif secara rutin. Pemeriksaan harus termasuk pengukuran tekanan mata, pemeriksaan saraf optik, dan tes lapang pandang.
  • Memulai pemeriksaan rutin lebih awal dan lebih sering. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan setiap 1-2 tahun sekali, atau bahkan lebih sering, tergantung pada tingkat risiko Anda.

Pencegahan dan Deteksi Terhadap Risiko Tinggi Glaukoma

Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang merusak saraf optik (yang menghubungkan mata ke otak), seringkali disebabkan oleh tekanan cairan yang tinggi di dalam mata. Kerusakan ini biasanya permanen dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.

Berikut adalah penjelasan detail mengenai orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena glaukoma:

1. Usia yang Lebih Tua

  • Risiko: Risiko glaukoma meningkat signifikan seiring bertambahnya usia.
  • Detail: Orang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko yang jauh lebih tinggi. Risiko ini terus meningkat setiap dekade setelahnya. Glaukoma sudut terbuka (tipe paling umum) sangat terkait dengan penuaan.

2. Riwayat Keluarga (Faktor Genetik)

  • Risiko: Memiliki keluarga inti (orang tua, saudara kandung) yang menderita glaukoma meningkatkan risiko Anda hingga 4-9 kali lipat.
  • Detail: Ini menunjukkan adanya kecenderungan genetik untuk mengembangkan penyakit ini. Jika ada riwayat dalam keluarga, pemeriksaan mata rutin menjadi sangat krusial.

3. Tekanan Intraokular (TIO) yang Tinggi

  • Risiko: Ini adalah faktor risiko terpenting dan paling umum yang dapat diobati.
  • Detail: Meskipun tidak semua orang dengan TIO tinggi akan berkembang menjadi glaukoma (disebut ocular hypertension), dan beberapa orang dengan TIO normal tetap bisa kena glaukoma (normal-tension glaucoma), tekanan mata yang tinggi tetap menjadi perhatian utama.

4. Etnis atau Ras Tertentu

Beberapa kelompok etnis memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap jenis glaukoma tertentu.

  • Orang Afrika-Amerika dan keturunan Afrika: Memiliki risiko 6-8 kali lebih tinggi terkena glaukoma dibandingkan Kaukasia, dan penyakitnya cenderung muncul lebih awal dan lebih agresif.
  • Orang Asia: Lebih berisiko terhadap glaukoma sudut tertutup (angle-closure glaucoma).
  • Orang Hispanik: Risiko glaukoma juga meningkat signifikan seiring usia pada kelompok ini.

5. Kondisi Medis Tertentu

  • Diabetes: Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk terkena glaukoma.
  • Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dan Penyakit Jantung: Kondisi ini dapat mempengaruhi aliran darah ke saraf optik.
  • Miopia tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko glaukoma sudut terbuka.
  • Hipermetropia tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko glaukoma sudut tertutup karena struktur anatomi matanya.
  • Penyakit Autoimun: Seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan scleroderma.

6. Riwayat Cedera atau Operasi Mata

  • Cedera Mata Traumatis: Pukulan keras pada mata dapat merusak sistem drainase mata, menyebabkan tekanan meningkat bertahun-tahun kemudian (disebut traumatic glaucoma).
  • Operasi Mata Tertentu: Operasi mata yang kompleks terkadang dapat meningkatkan risiko glaukoma di kemudian hari.

7. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu dalam Jangka Panjang

Kortikosteroid (Steroid): Penggunaan jangka panjang obat steroid, terutama tetes mata steroid, sangat berisiko meningkatkan tekanan mata. Penggunaan steroid oral, inhaler, atau krim kulit juga dapat mempengaruhi, meski risikonya lebih kecil.

8. Anatomi Mata yang Khusus

  • Kornea yang Tipis: Ketebalan kornea sentral (bagian depan mata yang jernih) mempengaruhi keakuratan pengukuran tekanan mata. Kornea yang tipis adalah faktor risiko independen untuk perkembangan glaukoma.
  • Sudut Drainase yang Sempit: Mata dengan sudut drainase yang secara alami sempit lebih rentan terhadap serangan glaukoma sudut tertutup akut, yang merupakan keadaan darurat medis.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Berisiko Tinggi?

Pemeriksaan Mata Rutin dan Komprehensif: Ini adalah langkah paling penting. Jangan mengandalkan pemeriksaan penglihatan biasa untuk kacamata.

  • Rekomendasi umum: Periksa setiap 1-2 tahun sekali.
  • Jika berisiko tinggi: Ikuti saran dokter mata Anda. Mereka mungkin menyarankan pemeriksaan lebih sering, misalnya setiap 6 bulan atau 1 tahun.

Pemeriksaan harus termasuk:

  • Pengukuran tekanan mata (tonometri).
  • Pemeriksaan saraf optik (oftalmoskopi).
  • Tes lapang pandang (perimetri) untuk memeriksa adanya kehilangan penglihatan samping.
  • Pengukuran ketebalan kornea (pachymetry).
  • Pemeriksaan sudut drainase (gonioskopi).

Kesimpulan

Glaukoma sering disebut “pencuri penglihatan” karena gejalanya tidak terasa sampai kerusakan permanen dan signifikan telah terjadi. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin adalah satu-satunya cara untuk menemukan glaukoma sebelum kerusakan serius terjadi. Pengobatan (dengan tetes mata, laser, atau operasi) dapat memperlambat atau menghentikan progres penyakit, tetapi tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang.

Pengobatan Glaukoma

Pengobatan glaukoma harus di bawah pengawasan dokter spesialis mata. Jenis pengobatan yang tepat sangat tergantung pada jenis glaukoma, keparahannya, usia, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Tujuan utama pengobatan glaukoma adalah menurunkan tekanan intraokular (TIO) ke tingkat target yang ditentukan. Penurunan TIO ini bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat kerusakan saraf optik lebih lanjut dan mencegah kebutaan. Harap diketahui, kerusakan yang sudah terlanjur terjadi umumnya tidak dapat dipulihkan.

1. Obat Tetes Mata

Ini adalah lini pertama pengobatan untuk kebanyakan jenis glaukoma.

Cara Kerja: Obat tetes mata dirancang untuk mengurangi produksi cairan aqueous humor di dalam mata atau meningkatkan aliran keluarnya.

Jenis-Jenis Obat Tetes Mata:

  • Prostaglandin Analog: (Contoh: Latanoprost, Bimatoprost, Travoprost). Sangat efektif, biasanya digunakan sekali sehari di malam hari. Efek samping umum termasuk perubahan warna mata (menjadi lebih kecoklatan), pertumbuhan bulu mata, dan mata merah.
  • Beta-Blocker: (Contoh: Timolol). Mengurangi produksi cairan mata. Biasanya digunakan dua kali sehari. Tidak boleh digunakan pada penderita asma, COPD, atau gangguan jantung tertentu.
  • Alpha-Agonist: (Contoh: Brimonidine). Mengurangi produksi dan meningkatkan pengaliran cairan. Dapat menyebabkan alergi, mata kering, dan ngantuk.
  • Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI): (Contoh: Dorzolamide, Brinzolamide). Mengurangi produksi cairan. Dapat menyebabkan rasa perih saat diteteskan dan rasa logam di mulut.
  • Kombinasi: Jika satu obat tidak cukup, dokter mungkin meresepkan tetes mata yang merupakan kombinasi dari dua jenis obat di atas.

Kepatuhan adalah wajib. Penggunaan tetes mata harus teratur dan sesuai anjuran dokter. Melewatkan dosis dapat menyebabkan tekanan mata naik dan kerusakan saraf optik berlanjut.

2. Terapi Laser

Laser digunakan ketika obat tetes tidak cukup efektif atau tidak dapat ditoleransi oleh pasien.

Jenis-Jenis Laser:

  • Laser Trabeculoplasty (SLT – Selective Laser Trabeculoplasty): Sangat umum untuk glaukoma sudut terbuka. Laser digunakan pada saluran drainase (trabecular meshwork) untuk meningkatkan aliran cairan keluar dari mata. Prosedurnya cepat, rawat jalan, dan efeknya dapat bertahan selama beberapa tahun. Dapat diulang.
  • Iridotomy (LPI – Laser Peripheral Iridotomy): Digunakan untuk glaukoma sudut tertutup atau sudut sempit. Laser membuat lubang kecil di iris untuk memungkinkan cairan mengalir lebih bebas dan mencegah serangan glaukoma akut yang mendadak.
  • Siklofotokoagulasi: Digunakan pada kasus glaukoma yang lebih parah dimana terapi lain gagal. Laser menargetkan badan siliaris yang memproduksi cairan aqueous untuk mengurangi produksinya.

3. Pembedahan / Operasi

Tindakan bedah dilakukan ketika obat dan laser tidak berhasil mengendalikan tekanan mata.

Jenis-Jenis Pembedahan:

  • Trabeculectomy: Operasi konvensional yang paling umum. Dokter membuat saluran drainase baru di sklera (bagian putih mata) untuk mengalirkan kelebihan cairan, membentuk sebuah tonjolan kecil yang tersembunyi di bawah kelopak mata atas.
  • Implantasi Tabung/Bypass (Drainage Implants): Pada kasus glaukoma yang kompleks atau jika trabeculectomy gagal, dokter dapat memasang tabung atau shunt kecil untuk mengalirkan cairan ke ruang di belakang mata.
  • Prosedur Invasif Minimal (MIGS – Minimally Invasive Glaucoma Surgery): Teknik bedah terbaru yang lebih aman dan dengan waktu pemulihan lebih cepat. MIGS menggunakan perangkat mikroskopis untuk menciptakan jalur drainase baru. Seringkali dilakukan bersamaan dengan operasi katarak.

Perawatan Pendamping dan Gaya Hidup

  • Pemeriksaan Rutin: Sangat penting untuk melakukan kontrol berkala ke dokter mata untuk memantau tekanan mata dan kondisi saraf optik.
  • Olahraga: Olahraga aerobik ringan hingga sedang (seperti jalan kaki, jogging, bersepeda) dapat membantu menurunkan TIO.
  • Diet: Beberapa studi menyarankan diet kaya antioksidan (sayuran hijau gelap, berry) dapat mendukung kesehatan saraf. Hindari konsumsi cairan dalam jumlah sangat banyak dalam waktu singkat.
  • Posisi Tidur: Tidur dengan kepala sedikit terangkat (menggunakan dua bantal) dapat membantu menurunkan TIO pada malam hari.
  • Hindari aktivitas yang menyebabkan kepala di bawah terlalu lama (seperti headstand dalam yoga) dapat meningkatkan TIO.

Kesimpulan

Pengobatan glaukoma adalah perjalanan seumur hidup. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya secara total, tetapi dengan diagnosa dini, pengobatan yang konsisten, dan pemantauan rutin, perkembangan penyakit dapat dikendalikan secara efektif untuk mempertahankan penglihatan dan kualitas hidup.

Pinguecula

Pinguecula adalah sebuah benjolan atau bercak berwarna putih atau kekuningan yang terbentuk di konjungtiva (selaput bening yang menutupi bagian putih mata/sklera) di dekat kornea. Ini merupakan pertumbuhan jinak (non-kanker) yang sangat umum, terutama pada orang dewasa paruh baya dan lanjut usia.

Penyebab

Penyebab utama pinguecula adalah kerusakan jaringan akibat paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dalam jangka panjang. Itulah mengapa sering muncul di bagian mata yang paling terbuka, yaitu di sisi yang dekat dengan hidung (nasal) atau di sisi luar (temporal).

Faktor risiko lainnya adalah:

  • Sindrom Mata Kering: Kurangnya pelumasan pada mata.
  • Paparan Debu dan Angin: Bekerja di lingkungan yang berdebu atau berangin tanpa pelindung mata.
  • Iritasi Kronis: Misalnya akibat asap atau polusi kimia.
  • Usia: Jaringan konjungtiva mengalami perubahan degeneratif seiring bertambahnya usia.

Gejala dan Tanda-Tanda

Seringkali, pinguecula tidak menimbulkan gejala sama sekali dan hanya terlihat sebagai bercak pada mata. Namun, jika membesar atau teriritasi, dapat menyebabkan:

  • Iritasi dan Rasa Mengganjal: Sensasi seperti ada pasir atau benda asing di mata.
  • Kemerahan dan Peradangan: Dikenal sebagai pingueculitis, di mana pinguecula menjadi bengkak, merah, dan nyeri.
  • Mata Kering: Gangguan pada film air mata dapat menyebabkan mata terasa kering dan perih.
  • Kadang-kadang Pembengkakan: Mata terlihat seperti iritasi.

Pinguecula bisa berkembang menjadi pterygium.

Pengobatan dan Penanganan

Kebanyakan pinguecula tidak memerlukan pengobatan khusus jika tidak menimbulkan keluhan.

  • Penanganan Non-Medis (Pencegahan & Perawatan):
    • Pelindung Mata: Gunakan kacamata hitam yang memblokir sinar UVA dan UVB ketika berada di luar ruangan.
    • Topi Bertepi Lebar: Membantu melindungi mata dari sinar matahari langsung.
    • Lubrikasi Mata: Menggunakan air mata buatan atau obat tetes mata pelumas untuk mengurangi iritasi dan kekeringan.
    • Hindari Iritan: Kurangi paparan debu, angin, dan asap.
  • Pengobatan Medis:
    • Obat Tetes Steroid: Jika terjadi peradangan atau pingueculitis, dokter mungkin meresepkan tetes mata steroid untuk mengurangi pembengkakan dan kemerahan dalam jangka pendek. Penggunaan harus di bawah pengawasan dokter.
    • Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (NSAID): Alternatif lain untuk mengurangi peradangan.
  • Tindakan Operasi:
    • Operasi pengangkatan pinguecula sangat jarang dilakukan.
    • Indikasinya hanya jika:
      • Menyebabkan ketidaknyamanan parah yang tidak respons terhadap obat.
      • Mengganggu secara kosmetik (mengurangi penampilan).
      • Mengganggu fungsi berkedip atau pemasangan lensa kontak.
      • Pinguecula memiliki kecenderungan untuk tumbuh kembali setelah operasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter mata (ophthalmologist atau optometrist) jika:

  • Merasa ada pertumbuhan yang tidak biasa pada mata Anda.
  • Mengalami kemerahan, nyeri, atau pembengkakan pada mata.
  • Merasa penglihatan menjadi kabur.
  • Merasa ada benda asing yang tidak kunjung hilang.

Kesimpulan

Pinguecula adalah pertumbuhan jinak yang umum pada mata, terutama disebabkan oleh paparan sinar UV. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi penglihatan. Penanganan terbaik adalah pencegahan dengan melindungi mata dari sinar matahari dan iritan. Jika menimbulkan gejala, dapat diatasi dengan obat tetes pelumas atau anti-inflamasi yang diresepkan dokter.

Panophthalmitis

Panophthalmitis adalah peradangan supuratif (bernanah) berat yang melibatkan seluruh struktur intraokular (di dalam mata), termasuk koroid, retina, vitreous, dan kadang sklera serta jaringan orbital sekitarnya. Kondisi ini merupakan bentuk endophthalmitis (infeksi intraokular) yang sangat parah dan mengancam penglihatan, seringkali menyebabkan kehancuran mata (phthisis bulbi) dan kebutaan permanen jika tidak ditangani dengan cepat.

Penyebab

Panophthalmitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit, dengan penyebaran melalui:

  • Trauma penetrasi mata (luka tusuk, benda asing, operasi mata).
  • Penyebaran hematogen (infeksi dari bagian tubuh lain melalui aliran darah, misalnya dari endokarditis, meningitis, atau sepsis).
  • Perluasan infeksi dari sinus atau orbita (selulitis orbital).
  • Post-operasi (komplikasi setelah operasi katarak atau vitrektomi).

Patogen umum

  • Bakteri: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa (ganas dan cepat merusak).
  • Jamur: Candida, Aspergillus (lebih sering pada pasien imunokompromais).
  • Parasit: Toxocara canis.

Gejala Klinis

  • Nyeri hebat pada mata dan sekitarnya.
  • Penurunan penglihatan drastis hingga buta.
  • Kemerahan dan edema palpebra (kelopak mata bengkak).
  • Chemosis (konjungtiva sangat bengkak).
  • Hipopion (nanah di bilik depan mata).
  • Proptosis (mata menonjol) jika infeksi menyebar ke orbita.
  • Demam dan gejala sistemik jika infeksi berasal dari sepsis.

Diagnosis

  • Pemeriksaan oftalmologi: Slit-lamp, funduskopi (vitreous keruh, abses retina/koroid).
  • Pemeriksaan imaging: USG B-scan (melihat abses vitreous), CT/MRI (menilai perluasan ke orbita/sinus).
  • Biakan mikroorganisme: Dari aqueous humor atau vitreous (tapping vitreous) untuk identifikasi patogen.
  • Laboratorium: LED/CRP tinggi, leukositosis (jika infeksi sistemik).

Penanganan

  • Terapi Medis:
    • Antibiotik intravena spektrum luas (misalnya vancomycin + ceftazidime).
    • Antibiotik intravitreal (misalnya vancomycin + amikacin).
    • Kortikosteroid (untuk mengurangi inflamasi, kontroversial).
    • Antijamur/antiparasit jika dicurigai etiologi non-bakteri.
  • Intervensi Bedah:
    • Vitrektomi parsial/total untuk mengangkat nanah dan mengurangi beban infeksi.
    • Eviscerasi/enukleasi (pengangkatan mata) jika kerusakan irreversibel untuk mencegah penyebaran infeksi (misalnya ke otak/meninges).

Prognosis

Prognosis buruk untuk penglihatan, tetapi penanganan agresif dapat menyelamatkan nyawa (jika infeksi sistemik). Kebutaan dan atrofi bola mata (phthisis bulbi) sering terjadi.

Kesimpulan

Panophthalmitis adalah kondisi gawat darurat oftalmologi yang memerlukan terapi segera untuk mencegah kehilangan mata dan komplikasi sistemik. Pencegahan (sterilitas saat operasi mata, penanganan trauma cepat) sangat penting.

Selulitis Orbital

Selulitis orbital adalah infeksi serius pada jaringan lunak di dalam orbita (rongga mata), di belakang septum orbital. Kondisi ini termasuk kegawatdaruratan medis karena berisiko menyebabkan kebutaan, penyebaran infeksi ke otak (misalnya meningitis, abses otak), atau sepsis.

Penyebab

Penyebab tersering adalah Infeksi sinus (terutama sinusitis ethmoid) yang menyebar ke orbita.

Penyebab lain:

  • Trauma atau operasi di sekitar mata
  • Infeksi gigi (terutama gigi atas)
  • Komplikasi dari selulitis preseptal (infeksi di depan septum orbital)
  • Infeksi bakteri sistemik (jarang)

Bakteri Penyebab

  • Anak-anak: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae (lebih jarang sejak ada vaksin Hib).
  • Dewasa: Staphylococcus aureus (termasuk MRSA), Streptococcus spp., anaerob (jika terkait infeksi sinus/gigi).

Gejala Klinis

  • Mata merah, bengkak, nyeri (lebih berat daripada selulitis preseptal)
  • Proptosis (mata menonjol)
  • Pergerakan bola mata terbatas (oftalmoplegia)
  • Penurunan penglihatan (tanda bahaya!)
  • Demam, sakit kepala, malaise
  • Kelopak mata edema & kemosis (konjungtiva bengkak)

Diagnosis

Pemeriksaan fisik:

  • Tes gerakan mata, ketajaman visual, funduskopi.
  • Tanda khas: Nyeri saat menggerakkan mata, proptosis.

Pemeriksaan penunjang:

  • CT Scan orbita & sinus (gold standard) → melihat abses, perluasan infeksi.
  • MRI (jika dicurigai komplikasi intrakranial).
  • Laboratorium: Leukositosis, CRP ↑, kultur darah (jika sepsis).

Diagnosis Banding

  • Selulitis preseptal (infeksi hanya di depan septum orbital, tidak ada proptosis/penglihatan turun).
  • Trombosis sinus kavernosus (nyeri kepala hebat, oftalmoplegia bilateral).
  • Pseudotumor orbita (non-infeksi, responsif steroid).

Penatalaksanaan

  • Terapi Medis (Prioritas):
    • Antibiotik IV broad-spectrum:
      • Contoh: Ceftriaxone + Vancomycin (jika MRSA dicurigai) + Metronidazole (untuk anaerob).
      • Anak: Ampicillin-Sulbactam + Vancomycin.
    • Observasi ketat: Periksa penglihatan, proptosis, neurologis.
  • Intervensi Bedah:
    • Drainase abses orbita jika ada koleksi pus atau tidak membaik dengan antibiotik.
    • Dekompresi sinus jika infeksi berasal dari sinusitis.
  • Terapi Tambahan:
    • Kortikosteroid (kontroversial, hanya jika inflamasi berat).
    • Analgesik & antipiretik.

Komplikasi

  • Kehilangan penglihatan (iskemia nervus optik, neuropati).
  • Abses orbita/subperiosteal.
  • Trombosis sinus kavernosus.
  • Meningitis/ensefalitis.

Prognosis

  • Jika diobati cepat, prognosis baik.
  • Keterlambatan terapi → risiko kebutaan/kematian.

Kesimpulan

Selulitis orbital adalah infeksi berbahaya yang memerlukan antibiotik IV segera dan evaluasi radiologis. Pasien harus dirawat inap dan dipantau ketat untuk mencegah komplikasi serius. Jika dicurigai, segera rujuk ke spesialis mata/THT!