Pengobatan Glaukoma

Pengobatan glaukoma harus di bawah pengawasan dokter spesialis mata. Jenis pengobatan yang tepat sangat tergantung pada jenis glaukoma, keparahannya, usia, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Tujuan utama pengobatan glaukoma adalah menurunkan tekanan intraokular (TIO) ke tingkat target yang ditentukan. Penurunan TIO ini bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat kerusakan saraf optik lebih lanjut dan mencegah kebutaan. Harap diketahui, kerusakan yang sudah terlanjur terjadi umumnya tidak dapat dipulihkan.

1. Obat Tetes Mata

Ini adalah lini pertama pengobatan untuk kebanyakan jenis glaukoma.

Cara Kerja: Obat tetes mata dirancang untuk mengurangi produksi cairan aqueous humor di dalam mata atau meningkatkan aliran keluarnya.

Jenis-Jenis Obat Tetes Mata:

  • Prostaglandin Analog: (Contoh: Latanoprost, Bimatoprost, Travoprost). Sangat efektif, biasanya digunakan sekali sehari di malam hari. Efek samping umum termasuk perubahan warna mata (menjadi lebih kecoklatan), pertumbuhan bulu mata, dan mata merah.
  • Beta-Blocker: (Contoh: Timolol). Mengurangi produksi cairan mata. Biasanya digunakan dua kali sehari. Tidak boleh digunakan pada penderita asma, COPD, atau gangguan jantung tertentu.
  • Alpha-Agonist: (Contoh: Brimonidine). Mengurangi produksi dan meningkatkan pengaliran cairan. Dapat menyebabkan alergi, mata kering, dan ngantuk.
  • Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI): (Contoh: Dorzolamide, Brinzolamide). Mengurangi produksi cairan. Dapat menyebabkan rasa perih saat diteteskan dan rasa logam di mulut.
  • Kombinasi: Jika satu obat tidak cukup, dokter mungkin meresepkan tetes mata yang merupakan kombinasi dari dua jenis obat di atas.

Kepatuhan adalah wajib. Penggunaan tetes mata harus teratur dan sesuai anjuran dokter. Melewatkan dosis dapat menyebabkan tekanan mata naik dan kerusakan saraf optik berlanjut.

2. Terapi Laser

Laser digunakan ketika obat tetes tidak cukup efektif atau tidak dapat ditoleransi oleh pasien.

Jenis-Jenis Laser:

  • Laser Trabeculoplasty (SLT – Selective Laser Trabeculoplasty): Sangat umum untuk glaukoma sudut terbuka. Laser digunakan pada saluran drainase (trabecular meshwork) untuk meningkatkan aliran cairan keluar dari mata. Prosedurnya cepat, rawat jalan, dan efeknya dapat bertahan selama beberapa tahun. Dapat diulang.
  • Iridotomy (LPI – Laser Peripheral Iridotomy): Digunakan untuk glaukoma sudut tertutup atau sudut sempit. Laser membuat lubang kecil di iris untuk memungkinkan cairan mengalir lebih bebas dan mencegah serangan glaukoma akut yang mendadak.
  • Siklofotokoagulasi: Digunakan pada kasus glaukoma yang lebih parah dimana terapi lain gagal. Laser menargetkan badan siliaris yang memproduksi cairan aqueous untuk mengurangi produksinya.

3. Pembedahan / Operasi

Tindakan bedah dilakukan ketika obat dan laser tidak berhasil mengendalikan tekanan mata.

Jenis-Jenis Pembedahan:

  • Trabeculectomy: Operasi konvensional yang paling umum. Dokter membuat saluran drainase baru di sklera (bagian putih mata) untuk mengalirkan kelebihan cairan, membentuk sebuah tonjolan kecil yang tersembunyi di bawah kelopak mata atas.
  • Implantasi Tabung/Bypass (Drainage Implants): Pada kasus glaukoma yang kompleks atau jika trabeculectomy gagal, dokter dapat memasang tabung atau shunt kecil untuk mengalirkan cairan ke ruang di belakang mata.
  • Prosedur Invasif Minimal (MIGS – Minimally Invasive Glaucoma Surgery): Teknik bedah terbaru yang lebih aman dan dengan waktu pemulihan lebih cepat. MIGS menggunakan perangkat mikroskopis untuk menciptakan jalur drainase baru. Seringkali dilakukan bersamaan dengan operasi katarak.

Perawatan Pendamping dan Gaya Hidup

  • Pemeriksaan Rutin: Sangat penting untuk melakukan kontrol berkala ke dokter mata untuk memantau tekanan mata dan kondisi saraf optik.
  • Olahraga: Olahraga aerobik ringan hingga sedang (seperti jalan kaki, jogging, bersepeda) dapat membantu menurunkan TIO.
  • Diet: Beberapa studi menyarankan diet kaya antioksidan (sayuran hijau gelap, berry) dapat mendukung kesehatan saraf. Hindari konsumsi cairan dalam jumlah sangat banyak dalam waktu singkat.
  • Posisi Tidur: Tidur dengan kepala sedikit terangkat (menggunakan dua bantal) dapat membantu menurunkan TIO pada malam hari.
  • Hindari aktivitas yang menyebabkan kepala di bawah terlalu lama (seperti headstand dalam yoga) dapat meningkatkan TIO.

Kesimpulan

Pengobatan glaukoma adalah perjalanan seumur hidup. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya secara total, tetapi dengan diagnosa dini, pengobatan yang konsisten, dan pemantauan rutin, perkembangan penyakit dapat dikendalikan secara efektif untuk mempertahankan penglihatan dan kualitas hidup.

Panophthalmitis

Panophthalmitis adalah peradangan supuratif (bernanah) berat yang melibatkan seluruh struktur intraokular (di dalam mata), termasuk koroid, retina, vitreous, dan kadang sklera serta jaringan orbital sekitarnya. Kondisi ini merupakan bentuk endophthalmitis (infeksi intraokular) yang sangat parah dan mengancam penglihatan, seringkali menyebabkan kehancuran mata (phthisis bulbi) dan kebutaan permanen jika tidak ditangani dengan cepat.

Penyebab

Panophthalmitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit, dengan penyebaran melalui:

  • Trauma penetrasi mata (luka tusuk, benda asing, operasi mata).
  • Penyebaran hematogen (infeksi dari bagian tubuh lain melalui aliran darah, misalnya dari endokarditis, meningitis, atau sepsis).
  • Perluasan infeksi dari sinus atau orbita (selulitis orbital).
  • Post-operasi (komplikasi setelah operasi katarak atau vitrektomi).

Patogen umum

  • Bakteri: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa (ganas dan cepat merusak).
  • Jamur: Candida, Aspergillus (lebih sering pada pasien imunokompromais).
  • Parasit: Toxocara canis.

Gejala Klinis

  • Nyeri hebat pada mata dan sekitarnya.
  • Penurunan penglihatan drastis hingga buta.
  • Kemerahan dan edema palpebra (kelopak mata bengkak).
  • Chemosis (konjungtiva sangat bengkak).
  • Hipopion (nanah di bilik depan mata).
  • Proptosis (mata menonjol) jika infeksi menyebar ke orbita.
  • Demam dan gejala sistemik jika infeksi berasal dari sepsis.

Diagnosis

  • Pemeriksaan oftalmologi: Slit-lamp, funduskopi (vitreous keruh, abses retina/koroid).
  • Pemeriksaan imaging: USG B-scan (melihat abses vitreous), CT/MRI (menilai perluasan ke orbita/sinus).
  • Biakan mikroorganisme: Dari aqueous humor atau vitreous (tapping vitreous) untuk identifikasi patogen.
  • Laboratorium: LED/CRP tinggi, leukositosis (jika infeksi sistemik).

Penanganan

  • Terapi Medis:
    • Antibiotik intravena spektrum luas (misalnya vancomycin + ceftazidime).
    • Antibiotik intravitreal (misalnya vancomycin + amikacin).
    • Kortikosteroid (untuk mengurangi inflamasi, kontroversial).
    • Antijamur/antiparasit jika dicurigai etiologi non-bakteri.
  • Intervensi Bedah:
    • Vitrektomi parsial/total untuk mengangkat nanah dan mengurangi beban infeksi.
    • Eviscerasi/enukleasi (pengangkatan mata) jika kerusakan irreversibel untuk mencegah penyebaran infeksi (misalnya ke otak/meninges).

Prognosis

Prognosis buruk untuk penglihatan, tetapi penanganan agresif dapat menyelamatkan nyawa (jika infeksi sistemik). Kebutaan dan atrofi bola mata (phthisis bulbi) sering terjadi.

Kesimpulan

Panophthalmitis adalah kondisi gawat darurat oftalmologi yang memerlukan terapi segera untuk mencegah kehilangan mata dan komplikasi sistemik. Pencegahan (sterilitas saat operasi mata, penanganan trauma cepat) sangat penting.

Selulitis Orbital

Selulitis orbital adalah infeksi serius pada jaringan lunak di dalam orbita (rongga mata), di belakang septum orbital. Kondisi ini termasuk kegawatdaruratan medis karena berisiko menyebabkan kebutaan, penyebaran infeksi ke otak (misalnya meningitis, abses otak), atau sepsis.

Penyebab

Penyebab tersering adalah Infeksi sinus (terutama sinusitis ethmoid) yang menyebar ke orbita.

Penyebab lain:

  • Trauma atau operasi di sekitar mata
  • Infeksi gigi (terutama gigi atas)
  • Komplikasi dari selulitis preseptal (infeksi di depan septum orbital)
  • Infeksi bakteri sistemik (jarang)

Bakteri Penyebab

  • Anak-anak: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae (lebih jarang sejak ada vaksin Hib).
  • Dewasa: Staphylococcus aureus (termasuk MRSA), Streptococcus spp., anaerob (jika terkait infeksi sinus/gigi).

Gejala Klinis

  • Mata merah, bengkak, nyeri (lebih berat daripada selulitis preseptal)
  • Proptosis (mata menonjol)
  • Pergerakan bola mata terbatas (oftalmoplegia)
  • Penurunan penglihatan (tanda bahaya!)
  • Demam, sakit kepala, malaise
  • Kelopak mata edema & kemosis (konjungtiva bengkak)

Diagnosis

Pemeriksaan fisik:

  • Tes gerakan mata, ketajaman visual, funduskopi.
  • Tanda khas: Nyeri saat menggerakkan mata, proptosis.

Pemeriksaan penunjang:

  • CT Scan orbita & sinus (gold standard) → melihat abses, perluasan infeksi.
  • MRI (jika dicurigai komplikasi intrakranial).
  • Laboratorium: Leukositosis, CRP ↑, kultur darah (jika sepsis).

Diagnosis Banding

  • Selulitis preseptal (infeksi hanya di depan septum orbital, tidak ada proptosis/penglihatan turun).
  • Trombosis sinus kavernosus (nyeri kepala hebat, oftalmoplegia bilateral).
  • Pseudotumor orbita (non-infeksi, responsif steroid).

Penatalaksanaan

  • Terapi Medis (Prioritas):
    • Antibiotik IV broad-spectrum:
      • Contoh: Ceftriaxone + Vancomycin (jika MRSA dicurigai) + Metronidazole (untuk anaerob).
      • Anak: Ampicillin-Sulbactam + Vancomycin.
    • Observasi ketat: Periksa penglihatan, proptosis, neurologis.
  • Intervensi Bedah:
    • Drainase abses orbita jika ada koleksi pus atau tidak membaik dengan antibiotik.
    • Dekompresi sinus jika infeksi berasal dari sinusitis.
  • Terapi Tambahan:
    • Kortikosteroid (kontroversial, hanya jika inflamasi berat).
    • Analgesik & antipiretik.

Komplikasi

  • Kehilangan penglihatan (iskemia nervus optik, neuropati).
  • Abses orbita/subperiosteal.
  • Trombosis sinus kavernosus.
  • Meningitis/ensefalitis.

Prognosis

  • Jika diobati cepat, prognosis baik.
  • Keterlambatan terapi → risiko kebutaan/kematian.

Kesimpulan

Selulitis orbital adalah infeksi berbahaya yang memerlukan antibiotik IV segera dan evaluasi radiologis. Pasien harus dirawat inap dan dipantau ketat untuk mencegah komplikasi serius. Jika dicurigai, segera rujuk ke spesialis mata/THT!

Dacryocystitis


Sumber gambar: mdpi.com

Apakah dacryocystitis itu?

Dacryocystitis adalah peradangan pada kantung lakrimal (dacryocyst) yang terletak di bagian dalam sudut mata dekat hidung. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri dan sering terjadi akibat obstruksi (sumbatan) pada sistem drainase air mata, seperti duktus nasolakrimal.

Penyebab dacryocystitis

  • Obstruksi duktus nasolakrimal – Penyumbatan saluran air mata menyebabkan penumpukan cairan dan pertumbuhan bakteri.
  • Infeksi bakteri – Bakteri umum seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, atau Haemophilus influenzae.
  • Faktor risiko:
    • Usia (lebih sering pada bayi baru lahir atau orang tua)
    • Trauma atau cedera di sekitar mata
    • Sinusitis atau infeksi hidung
    • Batu lakrimal (dacryolith)
    • Tumor di saluran air mata

Apa saja gejala dacryocystitis?

  • Nyeri, kemerahan, dan pembengkakan di sudut dalam mata
  • Mata berair (epifora)
  • Keluarnya nanah atau kotoran dari mata
  • Demam (pada kasus akut)
  • Pembengkakan bisa meluas ke kelopak mata dan pipi

Jenis-jenis dacryocystitis

  • Akut – Tiba-tiba, nyeri hebat, bengkak, kemerahan, dan mungkin demam.
  • Kronis – Gejala lebih ringan tetapi berulang, seperti mata terus berair dan kadang-kadang infeksi.

Diagnosis

  • Pemeriksaan fisik (pembengkakan, nyeri tekan)
  • Tes dye disappearance (untuk melihat aliran air mata)
  • Kultur sekret untuk identifikasi bakteri
  • Pencitraan (CT scan atau MRI jika dicurigai komplikasi)

Pengobatan

  • Akut:
    • Antibiotik (oral/topikal) seperti amoxicillin-clavulanate atau cefalosporin
    • Kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan bengkak
    • Jika terbentuk abses, mungkin perlu insisi dan drainase
  • Kronis:
    • Antibiotik jangka panjang (jika infeksi berulang)
    • Dacryocystorhinostomy (DCR) – Operasi untuk membuat saluran baru agar air mata bisa mengalir ke hidung

Komplikasi

  • Abses periorbital
  • Selulitis orbita (infeksi menyebar ke jaringan sekitar mata)
  • Fistula lakrimal (jika abses pecah spontan)
  • Sepsis (jarang, tetapi berbahaya)

Pencegahan

  • Menjaga kebersihan mata
  • Segera obati infeksi mata atau hidung
  • Pijat kantung lakrimal (pada bayi dengan sumbatan kongenital)

Selulitis Periorbital


Sumber gambar: eyewiki.org

Selulitis periorbital, juga dikenal sebagai selulitis preseptal, adalah infeksi pada kelopak mata dan kulit di sekitar mata. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak.

Penyebab

Selulitis periorbital paling sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Infeksi dapat menyebar dari sinus, luka pada wajah, atau infeksi gigi. Pada anak-anak, selulitis periorbital sering dikaitkan dengan infeksi sinus.

Gejala

Gejala

  • Kemerahan dan bengkak pada kelopak mata dan kulit di sekitar mata
  • Nyeri pada area yang terkena
  • Mata berair atau mengeluarkan kotoran
  • Demam
  • Tidak enak badan

Diagnosis

Diagnosis selulitis periorbital didasarkan pada gejala dan pemeriksaan fisik. Dokter bisa juga melakukan tes darah atau kultur untuk mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi.

Pengobatan

Selulitis periorbital biasanya diobati dengan antibiotik oral atau intravena, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Kompres hangat juga dapat membantu mengurangi bengkak dan nyeri.

Komplikasi

Jika tidak diobati, selulitis periorbital dapat menyebabkan komplikasi serius:

  • Selulitis orbital (infeksi pada jaringan di belakang mata)
  • Meningitis (infeksi pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang)
  • Abses otak
  • Trombosis sinus kavernosus (pembekuan darah di sinus kavernosus, sebuah ruang di belakang mata)

Pencegahan

  • Jaga kebersihan wajah dan mata
  • Obati infeksi sinus atau gigi dengan cepat
  • Hindari menggosok mata
  • Berhati-hatilah saat menggunakan lensa kontak

Kapan Harus ke Dokter

Jika Anda mengalami gejala selulitis periorbital, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan yang cepat dapat membantu mencegah komplikasi serius.

Endoftalmitis

Endoftalmitis adalah peradangan serius yang ditandai dengan peradangan berat di dalam bola mata. Peradangan ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang masuk ke dalam mata. Kondisi ini merupakan kondisi darurat medis yang perlu segera ditangani karena dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak segera diatasi.

Penyebab Endoftalmitis

  • Cedera mata yang menembus bola mata.
  • Operasi mata (misalnya, katarak, glaukoma).
  • Penggunaan lensa kontak yang tidak bersih atau terkontaminasi.
  • Suntikan di dalam bola mata.
  • Penyebaran infeksi dari bagian tubuh lain melalui aliran darah.
  • Bakteri: Seperti Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus.
  • Jamur: Contohnya Aspergillus dan Candida.
  • Virus: Seperti herpes simplex atau herpes zoster, meskipun ini sangat jarang.

Gejala Endoftalmitis

  • Mata merah dan nyeri.
  • Penglihatan kabur atau hilang.
  • Keluar nanah atau cairan dari mata.
  • Mata terasa seperti ada sesuatu di dalamnya.
  • Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia).
  • Kelopak mata bengkak dan sulit dibuka.

Diagnosis

Diagnosis endoftalmitis dilakukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik mata, pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp, termasuk pemeriksaan funduskopi untuk melihat tanda-tanda peradangan di dalam mata. Kultur cairan mata mungkin juga diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab infeksi.

Jenis Endoftalmitis

Terdapat dua jenis endoftalmitis berdasarkan asal infeksinya:

  • Endogen: Terjadi ketika bakteri atau jamur dari bagian tubuh lain menyebar ke mata melalui aliran darah. Ini merupakan bentuk yang lebih jarang, hanya 2–15% dari semua kasus endoftalmitis.
  • Eksogen: Disebabkan oleh infeksi langsung ke dalam mata, biasanya akibat trauma atau prosedur medis seperti operasi katarak. Jenis ini lebih umum terjadi.

Pengobatan Endoftalmitis

Pengobatan endoftalmitis tergantung pada penyebabnya:

  • Antibiotik: Jika disebabkan oleh bakteri, antibiotik dapat diberikan dalam bentuk tetes mata, oral, atau intravena. Suntikan antibiotik langsung ke dalam mata juga mungkin diperlukan.
  • Antijamur: Untuk infeksi jamur, obat seperti Amphotericin B dapat digunakan.
  • Pembedahan: Dalam kasus yang lebih parah, prosedur seperti vitrektomi mungkin dilakukan untuk mengangkat nanah dan cairan terinfeksi dari dalam mata.

Pencegahan Endoftalmitis

  • Menjaga kebersihan tangan sebelum menyentuh mata.
  • Menggunakan kacamata pelindung saat melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera mata.
  • Merawat lensa kontak dengan benar.
  • Mengikuti anjuran dokter setelah menjalani operasi mata.
  • Mengobati infeksi tubuh yang dapat menyebar ke mata.
  • Memberikan waktu istirahat yang cukup untuk mata.

Endoftalmitis adalah kondisi yang serius dan dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala endoftalmitis, segera konsultasikan dengan dokter mata.

Hordeolum (Bintitan)

Apakah bintitan itu?

Bintitan, atau istilah medisnya disebut hordeolum, adalah benjolan kecil berwarna kemerahan yang mirip jerawat atau bisul yang tumbuh di tepi kelopak mata. Bisa muncul di bagian luar atau dalam kelopak mata, dan biasanya hanya muncul pada salah satu mata.

Penyebab Bintitan

Bintitan umumnya disebabkan oleh infeksi pada kelenjar minyak di kelopak mata. Ketika kelenjar ini tersumbat, misalnya karena debu, sisa kosmetik, atau infeksi bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan peradangan, terutama bakteri Staphylococcus aureus. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya bintitan adalah:

  • Sering mengucek mata
  • Jarang mencuci tangan
  • Menggunakan lensa kontak tanpa kebersihan yang memadai
  • Sisa bekas kosmetik di area mata

Gejala Bintitan

  • Terasa seperti benjolan kecil yang keras dan merah di tepi kelopak mata.
  • Bintitan biasanya terasa sakit saat disentuh.
  • Area di sekitar bintitan akan menjadi merah dan bengkak.
  • Terasa gatal di sekitar bintitan.
  • Mata mungkin menjadi lebih berair dari biasanya.
  • Kelopak mata terasa berat dan sulit dibuka.
  • Terkadang terdapat nanah di tengah bintil.

Jenis-Jenis Bintitan

  • Bintitan Eksternal: Terjadi di luar kelopak mata, biasanya disebabkan oleh infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll. Jenis ini lebih umum dan seringkali lebih cepat sembuh.
  • Bintitan Internal: Terjadi di dalam kelopak mata, biasanya melibatkan kelenjar meibom. Jenis ini cenderung lebih menyakitkan dan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh.

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena bintitan antara lain:

  • Tidak membersihkan wajah secara teratur: Sisa makeup atau kotoran yang menempel di sekitar mata dapat menyumbat kelenjar minyak.
  • Menggosok mata: Menggosok mata terlalu sering dapat menyebarkan bakteri dan memperparah infeksi.
  • Kontak lensa: Pemakaian lensa kontak yang tidak bersih atau terlalu lama dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Kondisi medis tertentu: Penyakit seperti diabetes atau gangguan sistem kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko infeksi.

Pengobatan Bintitan

Bintitan biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari hingga satu minggu. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi gejala, antara lain:

  • Kompres hangat: Kompres hangat beberapa kali sehari dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat pematangan bintitan.
  • Hindari menggosok mata: Hindari menggosok mata untuk mencegah penyebaran infeksi.
  • Jaga kebersihan wajah: Cuci muka secara teratur dengan sabun yang lembut dan air hangat.
  • Obat tetes mata: Dokter mungkin meresepkan obat tetes mata antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi.
  • Jangan memencet bintitan: Memencet bintitan dapat memperparah infeksi dan menyebarkan bakteri ke area lain.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya bintitan, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh mata.
  • Cuci muka secara teratur dan bersihkan makeup sebelum tidur.
  • Jangan berbagi peralatan makeup atau handuk dengan orang lain.
  • Jaga kebersihan lensa kontak dan ganti secara teratur.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda perlu segera ke dokter jika bintitan tidak kunjung sembuh dalam waktu seminggu, semakin membesar, atau disertai dengan gejala lain seperti demam, nyeri kepala, atau gangguan penglihatan.

Bintitan bukanlah sakit yang serius dan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya. Tapi jika bintitan sering terjadi atau menyebabkan ketidaknyamanan yang berlebihan, sebaiknya konsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang baik.

Retinitis


Sumber gambar: oscarwylee.com.au

Retinitis adalah peradangan pada retina, yaitu lapisan sensitif cahaya di bagian belakang mata yang berfungsi mengirimkan gambar ke otak. Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina dan berujung pada kebutaan.

Penyebab Retinitis

Penyebab retinitis beragam, beberapa diantaranya ialah:

  • Infeksi: Virus seperti cytomegalovirus (CMV) dan bakteri adalah penyebab umum.
  • Kondisi medis: Diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko.
  • Trauma: Cedera pada mata bisa memicu peradangan.
  • Reaksi obat: Beberapa obat tertentu dapat menyebabkan efek samping pada retina.

Gejala Retinitis

Gejala yang umum dari retinitis adalah:

  • Penglihatan kabur: Salah satu gejala awal yang paling umum.
  • Munculnya titik-titik hitam atau garis-garis mengambang: Ini disebut floaters.
  • Cahaya yang terasa silau: Sensitivitas terhadap cahaya meningkat.
  • Hilangnya penglihatan sebagian: Terutama di bagian samping.
  • Perubahan warna: Warna terlihat pudar atau berbeda.

Jenis-jenis Retinitis

Ada beberapa jenis retinitis, yang paling umum adalah retinitis pigmentosa. Yaitu penyakit genetik yang menyebabkan kerusakan progresif pada sel-sel retina.

Pengobatan Retinitis

Pengobatan retinitis bergantung pada penyebabnya. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin adalah:

  • Obat-obatan: Untuk mengatasi infeksi atau peradangan.
  • Laser: Untuk menghancurkan pembuluh darah yang abnormal.
  • Suntikan: Untuk mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Operasi: Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan.

Pencegahan

Tidak semua kasus retinitis dapat dicegah, Anda dapat mengurangi risiko dengan:

  • Mengontrol kondisi medis: Jika Anda memiliki diabetes atau tekanan darah tinggi, pastikan untuk mengontrolnya dengan baik.
  • Menjaga kesehatan mata: Lakukan pemeriksaan mata secara teratur.
  • Melindungi mata: Gunakan kacamata hitam saat berada di bawah sinar matahari dan kenakan pelindung mata saat melakukan aktivitas berisiko.

Deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen pada retina. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter mata.

Uveitis


Sumber gambar: nationaleyecenter.id

Uveitis adalah peradangan yang terjadi pada uvea, yaitu lapisan tengah mata yang terletak di antara sklera (bagian putih mata) dan retina. Uvea terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu:

  • Iris: Bagian berwarna pada mata yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk.
  • Koroid: Lapisan pembuluh darah yang menyuplai nutrisi pada retina.
  • Badan siliaris: Jaringan otot yang mengatur bentuk lensa mata.

Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada jaringan mata, yang berdampak pada kualitas penglihatan dan dapat berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti katarak, glaukoma, bahkan kebutaan permanen.

Mengapa Uveitis Terjadi?

Penyebab uveitis masih belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:

  • Infeksi: Bakteri, virus, atau jamur dapat memicu peradangan pada uvea.
  • Penyakit autoimun: Kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti arthritis rheumatoid atau lupus.
  • Kondisi mata lainnya: Katarak, glaukoma, atau cedera mata dapat meningkatkan risiko uveitis.
  • Obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), dapat memicu uveitis pada beberapa orang.
  • Trauma: Cedera pada mata atau kepala juga dapat memicu uveitis.
  • Idiopatik: Dalam banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui.

Gejala Uveitis

Gejala uveitis dapat bervariasi tergantung pada bagian uvea yang terkena dan tingkat keparahan peradangan. Beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:

  • Nyeri mata: Rasa sakit yang tajam dan dalam pada mata.
  • Mata merah: Pembuluh darah pada mata menjadi lebih terlihat.
  • Penglihatan kabur: Kualitas penglihatan menurun secara tiba-tiba.
  • Floaters: Titik-titik hitam atau garis-garis yang melayang di depan mata.
  • Sensitivitas terhadap cahaya: Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya terang.
  • Penurunan fungsi penglihatan.

Jenis-Jenis Uveitis

Uveitis dapat diklasifikasikan berdasarkan bagian uvea yang terkena, durasi peradangan, dan penyebabnya. Beberapa jenis uveitis yang umum meliputi:

  • Uveitis Anterior: Peradangan yang terjadi di iris dan badan siliar. Ini sering disebut sebagai iritis.
  • Uveitis Intermediat: Peradangan yang terjadi di antara iris dan koroid, juga dikenal sebagai cyclitis.
  • Uveitis Posterior: Peradangan di koroid, yang dapat mempengaruhi retina dan saraf optik.
  • Panuveitis: Peradangan yang melibatkan seluruh bagian uvea.

Diagnosis

Diagnosis uveitis biasanya dimulai dengan anamnesis gejala dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lanjutan seperti tes penglihatan, tonometri untuk mengukur tekanan bola mata, serta penggunaan slit-lamp untuk melihat adanya sel-sel peradangan diperlukan untuk memastikan diagnosis.

Pengobatan Uveitis

Pengobatan uveitis bertujuan untuk mengurangi peradangan, mencegah kerusakan mata, dan memulihkan penglihatan. Tindakan pengobatan yang diberikan dapat berupa:

  • Obat tetes mata: Untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
  • Obat oral: Kortikosteroid atau obat imunosupresan untuk mengendalikan peradangan.
  • Injeksi intraokular: Untuk memberikan obat langsung ke dalam mata.
  • Operasi: Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan operasi untuk menghilangkan jaringan yang meradang atau memperbaiki kerusakan pada mata.

Komplikasi Uveitis

Jika tidak segera ditangani, uveitis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Katarak: Lensa mata menjadi keruh.
  • Glaukoma: Tekanan dalam mata meningkat.
  • Ablasio retina: Retina terlepas dari lapisan di belakangnya.
  • Kebutaan: Dalam kasus yang sangat parah, uveitis dapat menyebabkan kebutaan.

Penting untuk diingat bahwa uveitis adalah kondisi medis yang serius dan memerlukan penanganan medis segera. Jika Anda mengalami gejala uveitis, segera konsultasikan dengan dokter mata.

Blefaritis


Sumber gambar: inof.es

Blefaritis adalah kondisi peradangan pada kelopak mata yang menyebabkan area tersebut menjadi bengkak, kemerahan, bersisik, dan terkadang nyeri. Meskipun umumnya tidak berbahaya, blefaritis dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu penampilan penderitanya.

Penyebab Blefaritis

Penyebab blefaritis antara lain:

  • Infeksi bakteri: Bakteri Staphylococcus sering menjadi penyebab utama.
  • Alergi: Reaksi alergi terhadap produk kosmetik, debu, atau polen bisa memicu blefaritis.
  • Kelenjar minyak yang tersumbat: Kelenjar meibomian yang menghasilkan minyak untuk melumasi mata bisa tersumbat, menyebabkan peradangan.
  • Kondisi kulit: Penyakit kulit seperti rosacea, dermatitis seboroik atau eksim bisa menyebar ke kelopak mata.

Gejala Blefaritis

Gejala blefaritis dapat bervariasi, tetapi umumnya meliputi:

  • Kelopak mata merah dan bengkak: Terutama di sepanjang garis bulu mata.
  • Rasa gatal, perih atau perih: Terasa seperti ada benda asing di mata.
  • Mata berair: Produksi air mata meningkat.
  • Bulu mata rontok: Akibat peradangan pada folikel bulu mata.
  • Kelopak mata bersisik, berkerak atau ada kotoran : Terutama saat bangun tidur.
  • Penglihatan kabur: Biasanya sementara dan membaik setelah membersihkan mata.
  • Sensitivitas terhadap cahaya
  • Pertumbuhan bulu mata yang abnormal atau kerontokan bulu mata pada kasus yang lebih parah.

Diagnosis

Diagnosis blefaritis biasanya dilakukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Dalam beberapa kasus, sampel dari kulit atau minyak di kelopak mata mungkin diperiksa untuk menentukan penyebab infeksi.

Jenis Blefaritis

Blefaritis dibagi menjadi tiga jenis utama:

  • Blefaritis Anterior: Peradangan terjadi pada bagian luar kelopak mata, terutama di sekitar pangkal bulu mata. Penyebab umum termasuk infeksi bakteri (terutama Staphylococcus) dan dermatitis seboroik.
  • Blefaritis Posterior: Melibatkan bagian dalam kelopak mata yang bersentuhan dengan bola mata. Penyebabnya sering kali terkait dengan penyumbatan kelenjar Meibomian, yang mengeluarkan minyak untuk menjaga kelembapan mata.
  • Blefaritis Campuran: Kombinasi dari kedua jenis di atas, di mana gejala dari anterior dan posterior dapat muncul bersamaan.

Pengobatan Blefaritis

Pengobatan blefaritis bertujuan untuk mengurangi peradangan, membersihkan kelopak mata, dan mengatasi penyebab dasarnya. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan meliputi:

  • Kompres hangat: Membantu meluruhkan minyak yang mengeras di kelenjar meibomian.
  • Membersihkan kelopak mata: Menggunakan sampo bayi atau larutan pembersih khusus untuk menghilangkan kerak dan bakteri.
  • Obat tetes mata: Untuk mengurangi peradangan dan infeksi.
  • Obat Topikal: Seperti salep antibiotik atau kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.
  • Obat oral: Untuk mengatasi kondisi medis yang mendasari, seperti rosacea atau eksim.

Pencegahan Blefaritis

Untuk mencegah terjadinya blefaritis atau mengurangi kekambuhan, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:

  • Jaga kebersihan wajah: Cuci muka secara teratur dengan sabun yang lembut.
  • Hindari menggosok mata: Terutama jika tangan kotor.
  • Gunakan kosmetik yang hypoallergenic: Hindari produk yang mengandung bahan kimia yang dapat memicu alergi.
  • Lepas lensa kontak secara teratur: Jika Anda menggunakan lensa kontak.

Blefaritis adalah kondisi yang sering kambuh. Jika Anda mengalami gejala blefaritis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.