Resiko Tinggi Terkena Glaukoma

Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang merusak saraf optik (yang menghubungkan mata ke otak), seringkali disebabkan oleh tekanan cairan yang tinggi di dalam mata. Kerusakan ini biasanya permanen dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.

Berikut adalah penjelasan mengenai orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena glaukoma:

1. Usia yang Lebih Tua

Risiko glaukoma meningkat signifikan seiring bertambahnya usia. Orang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko yang jauh lebih tinggi. Risiko ini terus meningkat setiap dekade setelahnya. Glaukoma sudut terbuka (tipe paling umum) sangat terkait dengan penuaan.

2. Faktor Genetik

Memiliki keluarga orang tua, saudara kandung yang menderita glaukoma meningkatkan risiko Anda hingga 4-9 kali lipat. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan genetik terhadap penyakit ini. Jika ada riwayat dalam keluarga, pemeriksaan mata rutin menjadi hal yang penting.

3. Tekanan Intraokular Yang Tinggi

Ini adalah faktor risiko terpenting dan paling umum yang dapat diobati. Meskipun tidak semua orang dengan TIO tinggi akan berkembang menjadi glaukoma (disebut ocular hypertension), dan beberapa orang dengan TIO normal tetap bisa terkena glaukoma (normal-tension glaucoma), tekanan mata yang tinggi tetap menjadi hal yang perlu diperhatikan.

4. Etnis atau Ras Tertentu

Beberapa kelompok etnis memiliki resiko lebih tinggi terhadap jenis glaukoma tertentu. Orang Asia lebih berisiko terhadap glaukoma sudut tertutup (angle-closure glaucoma).

5. Kondisi Medis Tertentu

  • Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk terkena glaukoma.
  • Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dan Penyakit Jantung: Kondisi ini dapat mempengaruhi aliran darah ke saraf optik.
  • Miopia tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko glaukoma sudut terbuka.
  • Hipermetropia tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko glaukoma sudut tertutup karena struktur anatomi matanya.
  • Penyakit Autoimun: Seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan scleroderma.

6. Riwayat Cedera atau Operasi Mata

Cedera Mata Traumatis: Pukulan keras pada mata dapat merusak sistem drainase mata, menyebabkan tekanan meningkat bertahun-tahun kemudian (disebut traumatic glaucoma).

Operasi Mata Tertentu: Operasi mata yang kompleks terkadang dapat meningkatkan risiko glaukoma di kemudian hari.

7. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu dalam Jangka Panjang

Kortikosteroid (Steroid): Penggunaan jangka panjang obat steroid, terutama tetes mata steroid, sangat berisiko meningkatkan tekanan mata. Penggunaan steroid oral, inhaler, atau krim kulit juga dapat mempengaruhi, meski risikonya lebih kecil.

8. Anatomi Mata yang Khusus

Kornea yang Tipis: Ketebalan kornea sentral (bagian depan mata yang jernih) mempengaruhi keakuratan pengukuran tekanan mata. Kornea yang tipis adalah faktor risiko independen untuk perkembangan glaukoma.

Sudut Drainase yang Sempit: Mata dengan sudut drainase yang secara alami sempit lebih rentan terhadap serangan glaukoma sudut tertutup akut, yang merupakan keadaan darurat medis.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Berisiko Tinggi?

Pemeriksaan Mata Rutin dan Komprehensif: Ini adalah langkah paling penting. Jangan berharap banyak dari pemeriksaan penglihatan biasa untuk kacamata.

Lakukan pemeriksaan setiap 1-2 tahun sekali.

Jika berisiko tinggi, mungkin diperlukan pemeriksaan lebih sering, misalnya setiap 6 bulan atau 1 tahun.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

  • Pengukuran tekanan mata (tonometri).
  • Pemeriksaan saraf optik (oftalmoskopi).
  • Tes lapang pandang (perimetri) untuk memeriksa adanya kehilangan penglihatan samping.
  • Pengukuran ketebalan kornea (pachymetry).
  • Pemeriksaan sudut drainase (gonioskopi).

Kesimpulan

Glaukoma sering disebut “pencuri penglihatan” karena gejalanya tidak terasa sampai kerusakan permanen dan signifikan telah terjadi. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin adalah satu-satunya cara untuk menemukan glaukoma sebelum kerusakan serius terjadi. Pengobatan (dengan tetes mata, laser, atau operasi) dapat memperlambat atau menghentikan progres penyakit, tetapi tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang.