Katarak adalah kondisi di mana lensa mata yang seharusnya jernih menjadi keruh, seperti kaca yang berkabut. Keruhnya lensa mata ini menghalangi cahaya untuk masuk ke retina, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi buram, berkabut, atau seperti melihat melalui jendela berdebu.
Penyebab utama katarak adalah perubahan struktur protein di dalam lensa mata seiring waktu, yang menyebabkan gumpalan dan area keruh. Proses ini pada dasarnya merupakan bagian dari penuaan.
Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai penyebab dan faktor risikonya:
1. Penuaan (Katarak Senilis)
Ini adalah penyebab paling umum. Seiring bertambahnya usia, lensa mata kita menjadi kurang fleksibel, kurang transparan, dan lebih tebal.
Protein dan serat di dalam lensa mulai rusak dan menggumpal, mengaburkan area kecil di lensa. Seiring waktu, gumpalan ini dapat membesar dan mengaburkan lebih banyak area lensa, sehingga penglihatan semakin terganggu.
Hampir semua orang yang berusia lanjut akan mengalami katarak sampai taraf tertentu, meskipun gejalanya mungkin tidak langsung terasa.
2. Penyakit dan Kondisi Medis Tertentu
Beberapa masalah kesehatan dapat meningkatkan risiko katarak, antara lain: Diabetes, Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi), Obesitas, Radang pada mata (seperti Uveitis), Penyakit metabolik lain, seperti galaktosemia (jarang).
3. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
- Paparan Sinar Ultraviolet (UV) Berlebihan: Paparan sinar matahari dalam jangka panjang tanpa pelindung (seperti kacamata hitam) dapat merusak protein lensa.
- Merokok: Zat kimia dalam rokok menghasilkan radikal bebas yang merusak sel-sel lensa mata dan mengurangi kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan.
- Kekurangan Gizi: Asupan antioksidan (seperti Vitamin C, Vitamin E) yang rendah diduga dapat mempercepat pembentukan katarak.
4. Trauma atau Cedera pada Mata (Katarak Traumatik)
Cedera pada mata dapat merusak lensa dan menyebabkan katarak, baik segera setelah kejadian maupun bertahun-tahun kemudian. Contoh: Pukulan langsung, tusukan benda tajam, terkena bahan kimia, atau sengatan listrik.
5. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu dalam Jangka Panjang
Penggunaan beberapa jenis obat, terutama kortikosteroid (baik dalam bentuk tablet, inhaler, atau tetes mata) dalam dosis tinggi dan jangka panjang, telah terbukti meningkatkan risiko katarak. Contoh lain: Obat statin, diuretik tiazid, dan psoralen (untuk terapi psoriasis).
6. Paparan Radiasi
Radiasi Sinar-X atau radioterapi di daerah kepala dan leher untuk pengobatan kanker dapat merusak lensa mata. Paparan radiasi dalam pekerjaan tertentu juga dapat menjadi faktor risiko.
7. Katarak Kongenital (Bawaan Lahir)
Beberapa bayi terlahir dengan katarak atau mengembangkannya pada masa kanak-kanak.
Penyebabnya bisa karena:
- Infeksi selama kehamilan, seperti rubella, toksoplasmosis, atau cytomegalovirus (CMV).
- Kondisi genetik atau sindrom tertentu, seperti Down syndrome.
- Trauma selama proses kelahiran.
- Faktor keturunan (riwayat katarak dalam keluarga).
8. Penyebab Lainnya
Riwayat Operasi Mata: Pernah menjalani operasi mata (seperti operasi glaukoma atau vitrektomi) dapat meningkatkan risiko katarak di kemudian hari.
Miopia (Rabun Jauh) Tinggi.
Kesimpulan:
Katarak terutama disebabkan oleh proses penuaan alami yang tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun, dengan memahami faktor-faktor risikonya, kita dapat mengambil langkah untuk memperlambat kemunculannya, seperti:
- Menggunakan kacamata hitam yang melindungi dari sinar UV.
- Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol.
- Mengonsumsi makanan kaya antioksidan (sayur dan buah).
- Mengontrol penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
- Melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika berusia di atas 40 tahun.
Jika katarak sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, satu-satunya pengobatan yang efektif adalah dengan operasi katarak untuk mengganti lensa yang keruh dengan lensa buatan yang jernih.